Selasa, 30 Oktober 2012

Aspek Ekonomi dari Krisis Energi


Harga energi seperti minyak, gas, atau listrik digerakkan oleh prinsip penawaran dan permintaan (supply and demand). Prinsip ini dapat memicu perubahan-perubahan mendadak harga sumber-sumber energi dunia, jika terjadi perubahan penawaran dan permintaan pasar. Dalam beberapa kasus, krisis energi disebabkan oleh gagalnya pasar dalam merespons kelangkaan sumber-sumber energi. Selain itu, krisis energi juga sangat mungkin terjadi karena tidak ada atau tidak bekerjanya pasar bebas. Misalnya, beberapa ekonom menyimpulkan bahwa krisis energi tahun 1973 diperburuk oleh sistem kontrol harga.
Pasokan minyak umumnya dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan minyak nasional dari sejumlah negara yang memiliki banyak cadangan minyak dengan harga murah, seperti UAE, Saudi Arabia, Venezuela, Norwegia, dan Kuwait. Negara-negara ini telah membentuk satu kartel, OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).
Sejak OPEC mengontrol satu proporsi sangat besar dari output minyak dunia, OPEC memiliki pengaruh besar dalam menentukan harga minyak dunia. Misalnya, jika OPEC memutuskan untuk mengurangi kuota produksi minyak dari negara-negara anggotanya, hal ini cenderung memicu lonjakan harga minyak dunia, karena pasokan minyak ke pasar dunia akan berkurang. Hal sebaliknya, jika OPEC memutuskan untuk menambah kuota produksi minyak dari masing-masing anggotanya, harga minyak dunia di pasar global biasanya juga turun.
Kendati demikian, OPEC juga memiliki keterbatasan dalam mengendalikan harga minyak global. Misalnya, jika OPEC menaikkan harga minyak global sangat tinggi, permintaan minyak global dapat berkurang dan produksi minyak dari ladang-ladang minyak yang kurang produktif atau sumber-sumber minyak lainnya seperti tar sands dapat meraup untung. Di sisi lain, perekonomian negara-negara eksportir minyak sangat bergantung pada minyak. Oleh karena itu, setiap langkah membatasi pasokan minyak ke pasar akan dapat mempengaruhi kinerja perekonomian negara produsen minyak dunia.
Menurut saya: Pemerintah seharusnya membatasi dengan cara pengguanannya. Atau dengan cara memberi solusi dengan memberi pendidikan tentang pembangkit listrik yang bisa di bangun dari sumber daya yang ada.
Sumber: http://www.artikelekonomi.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar