Selasa, 30 Oktober 2012

Masalah Ekonomi Negara Maju


Sebelum sampai kepada masalah pokok ekonomi yang dihadapi manusia dan negara maju, terdapat inti masalah ekonomi. Inti masalah ekonomi muncul pada saat kebutuhan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan sumber daya atau faktor produksi yang terbatas. Kelangkaan, yang merupakan persoalan mendasar yang terdapat dalam setiap kehidupan masyarakat memunculkan tiga masalah pokok ekonomi berkaitan dengan bagaimana menentukan pilihan.
Paul A. Samuelson (2001), seorang ahli ekonomi dari Amerika mengemukakan tiga permasalahan pokok yang dihadapi dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:

      1.  Barang dan Jasa Apa yang Diproduksi dan Berapa Banyak (What)?
Pertanyaan tersebut mengarah pada jenis dan jumlah barang dan jasa yang harus diproduksi dalam perekonomian karena sumber daya (faktor produksi) bersifat langka. Tidak ada perekonomian yang dapat memproduksi barang dan jasa sebanyak yang diinginkan oleh semua anggota masyarakat. Tambahan satu barang atau jasa tertentu biasanya berarti penurunan barang dan jasa lainnya. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus memilih secara tepat barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa banyak barang dan jasa diproduksi.
2.      Bagaimana Barang dan Jasa Diproduksi dan Oleh Siapa (How)?
Pertanyaan tersebut mengacu kepada pilihan cara produksi dan pelaku produksi. Untuk menjawab pertanyaan ini diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan tetap memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Pilihan cara produksi meliputi jenis faktor produksi dan teknik produksi yang digunakan. Untuk pilihan faktor produksi, di negara yang kaya sumber daya tenaga kerja pilihan jatuh kepada produksi padat karya, yaitu memproduksi barang dan jasa dengan mengoptimalkan tenaga kerja (SDM). Adapun di negara yang kaya akan sumber daya modal, pilihan jatuh kepada produksi padat modal, yaitu memproduksi barang dan jasa dengan mengandalkan modal yang sangat besar. Begitu pula dalam hal pemilihan teknologi. Misalnya, dalam pengerjaan persawahan, di negara maju pilihan jatuh kepada teknologi modern (traktor mesin), sedangkan di negara berkembang pilihan jatuh kepada teknologi sederhana (cangkul atau bajak) atau teknologi madya (traktor tangan). Di samping itu, untuk pilihan “oleh siapa?”, kegiatan produksi sudah seharusnya diserahkan kepada rakyat mayoritas, sehingga semua orang berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan produksi dan menikmati hasil produksi.
3.      Untuk Siapa Barang dan Jasa itu Diproduksi (for Whom)?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan terpenting dalam memecahkan masalah pokok ekonomi. Sekali lagi diperlukan keberpihakan kepada mayoritas rakyat dengan tetap memerhatikan kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan. Barang dan jasa yang diproduksi harus merupakan kebutuhan utama serta terjangkau oleh daya beli mayoritas rakyat.
Ketiga masalah di atas termasuk ke dalam ruang lingkup ekonomi mikro. Ahli ekonomi lain seperti Richard Lipsey (1992), menambahkan beberapa permasalahan ekonomi yang lebih bersifat makro, yaitu sebagai berikut:
a.       Tingkat Pengangguran dan Laju Inflasi
Dengan mengambil pelajaran dari negara-negara maju di era depresi besar (Amerika Serikat, Perancis, dan Jerman), tingginya tingkat pengangguran dan laju inflasi merupakan dua masalah besar yang biasanya dihadapi oleh sebuah perekonomian. Jika dalam jangka panjang kedua masalah tersebut tidak diatasi, biasanya akan berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan yang lebih luas bukan hanya ekonomi, tetapi juga sosial politik, dan hukum. Untuk mengatasinya diperlukan intervensi kebijakan pemerintah yang tepat, baik melalui kebijakan fiskal maupun moneter.
b.      Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dihasilkan suatu unit usaha. Kapasitas untuk menghasilkan komoditas dalam rangka memuaskan keinginan manusia berkembang pesat di beberapa negara, mengalami perlambatan, bahkan penurunan di beberapa negara bin. Kapasitas produksi ini tentu raja berkaitan dengan tingkat pendapatan nasional suatu negara. Tidak adanya peningkatan kapasitas produksi yang cukup, mencerminkan rendahnya pendapatan nasional. Jika demikian suatu negara akan mengalami berbagai hambatan dalam pembangunan ekonomi.
Menurut saya: Sebaiknya indonesia termasuk dalam kategori ini, jadi sebaiknya Indonesia menyeimbangkan sumber daya yang ada dengan kebutuhan nya. Agar tidak terjadi kesimpangan.

Sumber: http://www.artikelekonomi.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar