Minggu, 25 November 2012

Tugas 3: Aspek Penalaran dalam Karangan


Saat ini saya adalah seorang mahasiswi Universitas Gunadarma. Disamping itu, saya bergabung di Laboratorium Akuntansi menengah sebagai Asisten.
Asisten laboratorium itu adalah seorang yang ikut bekerjasama dalam mengembangkan laboratorium yang di tekuninya. Dalam kegiatannya seorang asisten itu, berfungsi dalam proses pembelajaran yang memerlukan penunjang. Tugas dari asisten yaitu menyampaikan ilmu kepada praktikan.
Sesuai bidangnya yaitu menyampaikan ilmu seperti halnya dengan pepatah makin di asah makin tajam. Jadi para asisten yang sudah belajr terlebih dahulu wajib menyampaikan ilmu kepada siapa saja yang ingin menerima. Ada juga yang lain, semakin sering ilmu itu d sampaikan makan akan semakin lama ilmu tersebut ada di benak kita, jadi jangan pelit apabila memiliki ilmu.
Sejak saya menjalani profesi ini, saya menjadi lebih percaya diri berbicara di depan umum, terbiasa untuk menghadapi orang banyak, belajar memanfaatkan waktu, belajar mengatur waktu dan yang paling penting mengerti arti sebuah usaha.

Mengapa Virus Komputer Tak Ada Habisnya?



Pada dasarnya, virus itu adalah program, sama seperti program game Angry Bird, program pengolah kata MS Word virus terdiri dari kode-kode pemorgraman. Program itu ibarat pistol, di tangan polisi ia akan digunakan untuk menjaga keamanan.

Tapi di tangan orang yang tidak bertanggung jawab ia akan digunakan untuk merampok Indomaret, mencuri motor atau sekadar dipamerkan untuk menakut-nakuti pengendara motor yang baru menyerempet mobilnya

Sedikit keluar dari topik, menurut pengamatan Vaksincom, virus di Indonesia pada masa kejayaan virus lokal 'rontokbro' dan kawan-kawan kebanyakan merupakan ciptaan anak muda yang baru belajar programming.

Belajar coding merupakan hal yang membosankan karena terdiri dari syntax-syntax yang kalau dibaca pacar Anda ditanggung dia akan ngantuk atau malah bosan dan ketiduran karena tidak mengerti.

Tetapi kalau dibuat sebagai virus, hal ini menjadi pembelajaran yang menarik dan para newbie (pemula) di dunia coding akan mendapatkan gambaran yang menarik bagaimana coding bekerja. Sebenarnya kalau hal ini dilakukan untuk kegiatan internal dan pada komputer sendiri saja harusnya tidak masalah.

Tetapi namanya juga anak muda, 'kalau bisa keren kenapa tidak beken? .. wong putus pacar saja dia buat virus :p.' Maka terjadilah penyebaran virus yang cukup marak waktu itu.

Dan konyolnya, hal itu menimbulkan persaingan kedaerahan, jadi kalau anak Bandung bisa buat virus Rontokbro, masa anak Ambon tidak bisa buat virus, maka keluarlah virus Ambon Manise, disusul daerah Manado, Jogja, Medan, Surabaya dan seterusnya. Hal inilah yang menyebabkan secara tidak langsung maraknya virus lokal pada saat itu.

Tetapi kalau meihat situasi hari ini, sebenarnya terjadi pergeseran motivasi. Kalau awal tahun 1990-2000-an pembuat virus motivasinya kebanyakan aktualisasi diri dan iseng-iseng jadi bencana. Maka sekarang pembuat virus sudah terorganisir dan memiliki motivasi mendapatkan keuntungan finansial.

Ambil contoh Roguew Antivirus (antivirus palsu) yang menipu korbannya bahwa komputernya terinfeksi virus yang sangat berbahaya, padahal hal tersebut tidak beanr. Tujuannya adalah supaya korbannya takut dan membeli antivirus palsu yang ditawarkan.

Rogue antivirus sampai hari ini masih eksis dan selalu bisa mengelaurkan varian dan trik baru setiap kali varian lama di deteksi oleh antivirus karena ditopang oleh tim yang terorganisir dengan dukungan keuangan yang kuat dengan dukungan keuangan yang kuat.
 
Sumber: 
  • http://inet.detik.com

Minggu, 18 November 2012

Perusahaan Kecil & Menengah Sulit Terapkan Upah Minimum


JAKARTA - Perusahaan-perusahaan yang memiliki level multinasional diklaim telah menetapkan upah sesuai dengan standar yang berlaku. Namun beberapa perusahaan kecil dan menengah nampaknya kesulitan untuk menetapkan upah minimun.
            Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Chatib Basri, mengatakan yang menjadi persoalan para buruh saat ini adalah bagi perusahaan kecil dan menengah yang kesulitan menerapkan upah minimum.
"Yang jadi persoalan memang perusahaan kecil dan menengah yang mungkin upahnya, masih di bawah upah minimum. Ya mungkin mereka harus minta ke Kemenakrestrans untuk dirumbuk," jelas dia di kantornya, Jakarta, Senin (12/11/2012).
Chatib menambahkan, jika sudah negosiasikan, pegawai yang sudah mendapatkan upah di atas upah minimum harus dapat menerima, dan tidak meminta tambahan. "Yang bawah bisa minta rumbukan ke Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar. Pasti ada aturan di tenaga kerja," tambah dia.
Di sisi lain, dia mengungkapkan perusahaan-perusahaan yang telah terdaftar dalam BKPM dinilai sudah menerapkan di atas upah minimum saat ini. Hal ini karena perusahaan-perusahaan tersebut bertaraf multinasional.
"Untuk soal upah minimum, buruh minta haknya sesuatu yang sangat wajar, buruh berhak untuk itu. Perushaan-perusahaan di BKPM itu multinasional, jadi dari segi BKPM banyak dari upah ini yang sudah diatas upah minimum," tukas dia. 
 Analisa:
Menurut saya, alas an yang diberikan. Masalah nya ada pada manajemen ukm yang ad dengan para pekerja. Bagaimana mereka mengatasi itu semua.
Sumber:

Periodisasi Penetapan Kurs Perhitungan Bea Masuk Diundur


JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan melakukan pengubahan pada periode penetapan kurs nilai dasar perhitungan bea masuk (NDPBM). Awalnya, periodisasi penetapan kurs NDPBM ditetapkan mulai Senin sampai Minggu, akan diubah menjadi Rabu sampai dengan Selasa.
Seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Keuangan, Selasa (2/10/2012), periodisasi penetapan kurs NDPBM yang sebelumnya ditetapkan dan berlaku mulai Senin sampai dengan Minggu, untuk selanjutnya akan berubah menjadi Rabu sampai dengan Selasa.
Perubahan periodisasi penetapan kurs akan dilaksanakan secara efektif mulai Rabu 17 Oktober 2012 pukul 00.00 WIB. Periode transisi perubahan akan dilaksanakan antara 8 hingga 16 Oktober 2012.
Dengan demikian, nilai Kurs NDPBM yang belaku pada 15 sampai 16 Oktober 2012 mengacu pada nilai kurs yang ditetapkan pada minggu sebelumnya. Perubahan periodisasi penetapan kurs diharapkan menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi potensi penundaan, dan perpanjangan masa tunggu di lapangan. 
Kendati demikian, diharapkan proses pre-clearence barang impor di pelabuhan dapat dilaksanakan lebih cepat. Dengan perubahan periodisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perdagangan ke depan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

Anaslisa:
Menurut saya, saya sebagai mahasiswa yang sedang mendapat mata kuliah perpajaknan di semester ini, saya masih bingung. Dan saya rasa kepedulian masyarakat akan pajak masih kurang. Alangkah lebih baiknya. Bagi pihak yang memang mengerti, sebaiknya lebih suka berbagi.
Sumber:

Rabu, 07 November 2012

Masalah Akuntansi Koperasi


Planning KoperasiModal koperasi terdiri dari modal sendiri (simpanan pokok, simpanan wajib, dan cadangan) dan modal dari luar pinjaman. Perhitungan SHU koperasi relatif sama dengan perusahaan dagang dan jasa. Pembagian SHU kepada anggota sesuai dengan jasa usaha dan simpanannya.
Pada akuntansi koperasi terdapat akun yang tidak dijumpai pada perusahaan dagang, yaitu:
a. Koperasi simpan pinjam: akun simpanan pokok, simpanan wajib, modal penyertaan, cadangan umum, cadangan tujuan resiko, dan sumbangan, SHU belum dibagi.
b. Unit usaha simpan pinjam: akun modal tidak tetap, modal tetap atau modal disetor, modal tetap tambahan, cadangan tujuan resiko, SHU belum dibagi.
Laporan keuangan koperasi terdiri dari:
a. Laporan hasil usaha atau sisa hasil usaha
b. Neraca
c. Laporan arus kas
d. Laporan promosi ekonomi
e. Catatan atau laporan keuangan koperasi
Bukti-bukti pembukuan koperasi terdiri dari:
a. Bukti penerimaan kas
b. Bukti pengeluaran kas
c. Faktur pembelian
d. Faktur penjualan
e. Beban umum

Analisis:
Info seperti di atas sangath dibutuhkan untuk pemegang saham atau peminjam serta anggota lain.

Sumber:
www.artikelekonomi.net

Selasa, 06 November 2012

Pengertian Jasa


Pengertian jasa adalah sesuatu yang diproduksi dan dikonsumsi secara simultan. Jadi, jasa tidak pernah ada dan hasilnya dapat dilihat setelah terjadi. Misal: bila Anda potong rambut, jasa dikonsumsi ketika diproduksi, tetapi hasil jasa tampak dan akan berakhir beberapa waktu. Keserentakan produksi dan konsumsi merupakan perbedaan yang penting. Jasa tidak dapat diproduksi di satu tempat dan dikirim ke tempat lain seperti barang, juga tidak dapat disimpan. Semua karakteristik ini dapat dihubungkan dengan keserentakan produksi dan konsumsi.Menurut Norman (1984), jasa terdiri dari tindakan dan interaksi yang merupakan kontak sosial. Jasa lebih dari sekadar hasil sesuatu yang tak terhalang, dan jasa merupakan interaksi sosial antara produsen dan konsumen.
ASAL MULA DAN ARTI PENTINGNYA JASA
Studi tentang jasa mulai dengan penyamarataan tentang apa yang harus dipertimbangkan suatu topik yang luas:
1. Semua orang adalah seorang tenaga ahli pada jasa.
2. Jasa adalah idiosyncratic dan bergantung situasi.
3. Kualitas produk bukanlah jasa kualitas.
4. Kebanyakan jasa berisi suatu campuran atribut tak terukur dan terukur yang mendasari suatu paket jasa.
5. Jasa kontak tinggi adalah yang berpengalaman, sedangkan barang-barang adalah yang dikonsumsi.
6. Manajemen yang efektif dari jasa membutuhkan pemahaman dari marketing dan personel, seperti halnya operasi.
7. Jasa sering mengambil bentuk pertemuan antara pelanggan dan proses pengiriman jasa, termasuk face to face, telepon, hubungan melalui surat, dan lain-lain.
Analisis:
Jasa merupakan suatu hal yang sederhana namun memiliki arti dan fungsi yang penting untuk semua kegiatan. Baik dalam kegiatan ekonomi ataupun sehari-hari.


Sumber:
www.artikelekonomi.net 

Pokok Bahasan Ekonomi Pertanian


Kegiatan berproduksi merupakan kegiatan dengan lingkup yang agak sempit sehingga banyak membahas aspek mikro. Dalam mempelajari aspek ini, peranan hubungan input dan output mendapat perhatian utama. Peranan input bukan saja dapat dilihat dari segi macam atau ketersediaannya dalam waktu yang tepat, tetapi juga dapat ditinjau dari segi efisiensi penggunaannya. Karena hal-hal inilah (macam, ketersediaan, dan efisiensi) maka terjadi kesenjangan produktivitas (yield gap) antara produktivitas yang seharusnya dengan produktivitas yang dihasilkan oleh petani.
Pada kenyataannya, senjang produktivitas ini terjadi karena adanya faktor yang sulit diatasi oleh petani, seperti teknologi yang tidak dapat dipindahkan dan perbedaan lingkungan (misalnya, iklim). Karena dua faktor tersebut amat sulit diatasi petani maka perbedaan hasil yang disebabkan kedua faktor itu menyebabkan senjang produktivitas dari hasil-hasil eksperimen dan dari potensial suatu usaha tani. Hal tersebut sering pula disebut dengan istilah “senjang produktivitas pertama”. Selanjutnya, dikenal pula “senjang produktivitas kedua” (yield gap II), yaitu perbedaan produktivitas dari suatu potensial usaha tani dan dari apa yang dihasilkan oleh petani.
Ada 2 faktor utama yang menyebabkan terjadinya yield gap II, antara lain:
1. Kendala biologi, misalnya karena perbedaan varietas, adanya tanaman pengganggu, serangan hama penyakit, masalah tanah dan kesuburannya, dan lain-lain.
2. Kendala sosial-ekonomi, misalnya perbedaan besarnya biaya dan penerimaan usaha tani, kurangnya biaya usaha tani yang didapatkan dari kredit, harga produksi, kebiasaan dan
sikap, kurangnya pengetahuan, tingkat pendidikan petani, adanya faktor ketidakpastian. risiko usaha tani, dan sebagainya.
Kedua kendala tersebut —kendala biologi dan kendala sosial-ekonomi— seringkali berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah lainnya. Sifatnya sangat lokal dan spesifik atau sangat kondisional sekali. Situasi pertanian di dataran tinggi akan berbeda dengan situasi pertanian di dataran rendah, demikian pula halnya pertanian di daerah pasang-surut akan sangat berbeda dengan pertanian di daerah persawahan, dan sebagainya.
Perbedaan hasil I: disebabkan karena teknologi yang tidak dapat dipindahkan dan perbedaan lingkungan.
Perbedaan hasil II: disebabkan karena kendala biologi (varietas, tanaman pengganggu, hama penyakit, masalah tanah dan kesuburannya) dan kendala sosial ekonomi (biaya dan pemerintah, kredit, kebiasaan dan sikap, pengetahuan, kelembagaan, ketidakpastian, risiko).
Untuk meningkatkan produktivitas, pemerintah membuat kebijaksanaan perangsang berproduksi. Kebijaksanaan tersebut dikategorikan dalam 2 macam, yaitu kebijakan harga dan kebijakan nonharga. Kebijakan harga, misalnya adanya penetapan harga dasar yang dimaksudkan untuk merangsang petani melakukan usaha taninya dengan baik. Kebijakan nonharga, misalnya mendekatkan lokasi Koperasi Unit Desa (KUD) ke lokasi sentra produksi atau lokasi tempat tinggal petani agar petani mudah mendapatkan sarana produksi dan mudah pula memasarkan produksinya.
Tersedianya sarana produksi atau input belum berarti produktivitas yang diperoleh petani akan tinggi. Upaya petani dalam menjalankan usaha taninya secara efisien merupakan hal yang sangat penting. Sehubungan dengan itu, ada beberapa konsep efisiensi:
1. Efisiensi teknis (technical efficiency)        
Tercapai manakala petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi yang tinggi dapat dicapai.

2. Efisiensi harga (price efficiency)
Bila petani mendapatkan keuntungan yang besar dari usaha taninya, misalnya karena pengaruh harga maka petani tersebut dikatakan dapat mengalokasikan faktor produksinya secara efisien. Ini dapat dilakukan dengan membeli faktor produksi pada harga yang murah dan menjual hasil pada saat harga relatif tinggi.

3. Efisiensi ekonomi (economic efficiency)
Manakala petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga faktor produksi yang dapat ditekan, tetapi dapat menjual produksinya dengan harga yang tinggi. Dengan demikian, petani telah melakukan efisiensi teknis dan efisiensi harga secara bersamaan. Inilah yang disebut “efisiensi ekonomi”.
Senjang produktivitas akan semakin lebar manakala terjadi in-efisiensi teknis dan in-efisiensi harga Senjang produktivitas dapat pula terjadi manakala petani tidak berupaya mengejar keuntungan yang tinggi. Kalau prinsip-prinsip efisiensi usaha tani benar-benar diperhatikan oleh petani, ditambah dengan upaya memanfaatkan kesempatan ekonomi maka persoalan meningkatkan produksi bukan lagi merupakan masalah pokok dalam usaha pertanian. Masalah lainnya tergantung pada keberhasilan petani atau produsen untuk memasarkan produknya.
Aspek pemasaran banyak ditentukan oleh faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Berubahnya permintaan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain besarnya tingkat pendapatan konsumen, harga, dan selera. Sementara itu, berubahnya penawaran banyak dipengaruhi oleh karakteristik faktor produksi dan manajemen. Keseimbangan penawaran dan permintaan ini dipengaruhi juga oleh bentuk pasar dan faktor eksternalitas, misalnya pemberlakuan peraturan pemerintah dalam waktu yang sangat singkat, bencana alam, perubahan iklim, dan lain-lain.
Perubahan keseimbangan antara permintaan dan penawaran akan menentukan perubahan harga. Dengan adanya perubahan harga, dapat disimpulkan bahwa pengaruh harga komoditi substitusi atau komoditi komplemennya penting sekali.
Besar-kecilnya elastisitas harga terhadap besarnya permintaan atau penawaran juga akan dipengaruhi oleh adanya perubahan harga komoditi substitusi atau komplemennya. Harga beberapa komoditi pertanian sering naik-turun secara tidak beraturan: naik pada saat paceklik dan turun pada saat panen besar. Fluktuasi ini akan semakin tajam manakala situasi ekonomi dalam keadaan inflasi, yaitu saat harga terus naik pada kurun waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mendorong kenaikan harga dan menimbulkan terjadinya inflasi, antara lain:

1. Terlalu berambisinya pemerintah untuk menyerap sumber-sumber ekonomi dalam jumlah yang lebih besar bila dibandingkan dengan kesempatan yang diberikan kepada pihak swasta pada tingkat harga yang berlaku.
2. Berbagai golongan ekonomi dalam masyarakat berusaha mendapatkan tambahan pendapatan relatif yang lebih besar daripada kenaikan produktivitasnya.
3. Adanya harapan yang berlebihan dari masyarakat sehingga permintaan barang dan/atau jasa naik lebih cepat daripada tambahan output yang mungkin dicapai oleh perekonomian yang bersangkutan.
4. Adanya kebijakan pemerintah yang mendorong naiknya harga-harga secara umum.
5. Pengaruh alam di luar kekuasaan manusia. misalnya musim kemarau yang panjang, banjir, dan serangan hama penyakit pada tanaman. yang pada gilirannya dapat mengakibatkan naiknya harga-harga di pasar.
6. Adanya resesi ekonomi dunia, khususnya bila ada pengaruh inflasi dari luar negeri, terutama bila pihak luar negeri tersebut menganut sistem perekonomian terbuka.
Analisis:
Sektor pertanian di negara Indonesia menurut saya masalah yang sangat penting, karena pengaruh nya berdampak sangat signifikan. Apalagi negara kita negara agraris yang banyak lahan untuk cocok tanam. Jadi pemerintah harusnya memberi peran akti kepada yang berperan di dalamnya bidang tersebut.
Sumber:
www.artikelekonomi.net